Bahasa adalah alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, sosialisasi dan artikulasi.
Bahasa Gayo, awalnya adalah Bahasa Melayu tua. Bila diperhatikan Bahasa Gayo lama dan Bahasa Melayu tua untuk alat rumah tangga, alat dapur, alat bercocok tanam, dan lain-lain, kosa katanya hampir sama.
Contoh :
Gayo Melayu Tua
Parang parang
Keramil kerambil
Aih air
Pingen pinggan
Umah rumah
Mangan makan
Kaso kasau
Para para
Lede lada
Time timba
Kurik kurik
Lemu lembu
Pedang pedang
Senuk senduk
Minum minum
dan lain-lain.
Kalau dilihat kamus Bahasa Melayu Kuno, dan dibandingkan dengan Bahasa Gayo Lama, kata-katanya banyak yang hampir bersamaan. Perbedaan kecil hanya pada pengucapannya saja.
Semula Bahasa Gayo seluruhnya sama, hanya saja lama kelamaan semakin berbeda, mungkin dipengaruhi bahasa yang berdekatan dengan pemakaian bahasa lain. Bahasa Gayo ada 5 dialek sekarang ini yaitu :
1.Dialek Lut Aceh Tengah dan Bener Meriah.
2.Dialek Gayo Lues Kabupaten Gayo Lues.
3.Dialek Deret/cik Kecamatan Linge/Isak.
4.Dialek Serbajadi Aceh Timur.
5.Dialek Kalul Aceh Timur.
Dari ke lima dialek tersebut, dapat dibagi 2 (dua) secara garis besar yaitu Gayo Lues dan Gayo Lut. Gayo Lut dan Gayo Deret hampir sama, sedangkan Gayo Lues, Serbajadi dan Kalul juga hampir sama.
Perbedaan antara Gayo Lues dan Gayo Lut dapat dilihat dalam tata bahasa dan dalam kosa kata.
1.Dalam Tata Bahasa :
Tidak diketahui apa sebabnya, mengapa tata bahasa Gayo Lut sangat berdekatan dengan Bahasa Batak.
Huruf hidup pada akhir kata, ku dan mu untuk kata kepunyaan/milik di Gayo Lut, harus ditambah huruf ng sedangkan dialek Gayo Lues tetap sama dengan tata Bahasa Indonesia. Tata bahasa Gayo Lut sama dengan tata bahasa Bahasa Batak sedangkan tata bahasa Bahasa Gayo Lues sama dengan tata bahasa Bahasa Indonesia.
Sedangkan Bahasa Gayo Lues diucapkan sama dengan Bahasa Indonesia.
2.Dalam Kosa Kata
Kalau tata bahasa mau dikupas tentu sangat memakan waktu dan tempat, dan bukan itu tujuan kita. Yang perlu-perlu saja kita catat, misalnya :
a.Menghitung
Menghitung dalam Bahasa Gayo 1-9 hampir sama atau bersamaan dengan bahasa-bahasa daerah di nusantara ini.
Sebaliknya menghitung mulai 11 dan seterusnya, sama dengan Bahasa Indonesia, kecuali ucapannya agak berbeda.
Contoh : kelipatan sebagai berikut :
1 =sara 1 (satu) kali =seger
2 =roa 2 (dua) kali =non
3 =tulu 3 (tiga) kali =ntulun
4 =opat 4 (empat) kali =nopatan
5 =lime 5 (lima) kali =nlimen
6 =onom 6 (enam) kali =nonoman
7 =pitu 7 (tujuh) kali =npitun
8 =waluh 8 (delapan) kali =nwaluhen
9 =siwah 9 (sembilan) kali =nsiwahan
10= sepuluh 10 (sepuluh) kali =nsepuluhen
11 dan seterusnya sama dengan Bahasa Indonesia.
b.Melihat Jam
Kalau anda ke Gayo Lues, ditanya orang pukul berapa sekarang, maka jangan dijawab dengan Bahasa Gayo. Entah apa sebabnya, melihat jam orang Gayo menggunakan Bahasa Indonesia, sungguhpun Bahasa Indonesia dialek Gayo.
Pukul side besilo win ? (pukul berapa sekarang dik ?)
Jawaban yang benar Jawaban yang salah
Pukul tige pak, Pukul tulu pak
Pukul lime pak, Pukul lima pak,
Pukul satu pak, Pukul sara pak,
Pukul due pak, Pukul roa pak,
Pukul lapan pak, Pukul waluh pak,
Pukul empat pak, Pukul opat pak.
dan seterusnya. Pukul tulu pak,
Terlihat jawaban yang benar memakai Bahasa Indonesia ala Gayo. tige bukan tiga, lime bukan lima, due bukan dua. Orang Gayo biasa mengganti a dalam Bahasa Indonesia menjadi e, di akhir kata, terutama dalam hitung menghitung.
Contoh :
Bahasa Indonesia Bahasa Gayo
13 Tiga belas Tige belas
23 Dua puluh tiga Due puluh tige
55 Lima puluh lima Lime puluh lime
72 Tujuh puluh dua Tujuh puluh due
305 Tiga ratus lima puluh tiga Tige ratus lime puluh tige
dan seterusnya. Tige belas
Dari Berbagai Sumber
0 komentar: